hujan kembali turun, kulihat lahi tetes-tetes air berjatuhan dari langit. bunyinya,"Titk... tikk..tik...."
kembali malam dengan hujan, di temani secangkir kopi. hujan masih mengguyur, tak henti-hentinya. kini aku menyalakan instrumen piano.asik mengobati kejenuhan diri. aku masih asik melihat butir-butir air yang berjatuhan,"Satu, dua, tiga..."
kutinggalkan kopi hangat dan lamunanku, perutku terasa lapar. kini aku mencoba mencari uang-uang koin yang selalu aku simpan di bawah ranjang. kutemukan uang logas, lima ribu. aku bergegas mencari payung untuk keluarmembeli mi, untuk sekedar mengisi perut.
kujan masih deras,aku paksakan untuk keluar dan menjari supermaket yang masih buka. aku masuk kesuper maket dan mengambil dua mie indomie goreng. setelah selesai membayar di kasir, aku keur dari supermaket dan kembali di sambut hujan.
aku tak langsung pulang, sejenak aku berteduh di pintu depan supermaket itu. hujan semakin lebat, serta di ikuti angin yang cukup kencang. aku berdiri, terdiam, ku perhatikan suasana jalan depan supermaket. tak ada kendaraan yang berlalu lalang, mungkin karna malam yang semakin larut.
pandanganku tiba-tiba tertuju pada sosok gadih yang menggigi kedinginan di sebrang jalan. ia tengah berdiri di tmpat menunggu bis, namun takada bis yang akan lewat,karna alam sudah begitu larut. gadih itu mengenakan pakaian hitam, hingga mata hampir tak bisa membedakan antara gadis itu dengan malam yang tengah gelap itu.
aku semakin penasaran,melihat gadih itu tak beranjak dari tempatnya. wajahnya menunduk, kulitnya terlihat putih pucat. ia seakan tengah menangis, namun tangisnya gugur karna hujan lebat ini. sejenak ku berfikir untuk menghampiridan menyapanya,namun entah mengapa perasaanku tak enak. ku coba hapus semua perasangka buruk dan mencoba menghampiri gadis itu.
angin begitu kencang, hingga payungku seakan terbawa melayang. pakaianku setengah basah oleh hujan yang menyerangku. akhirnya aku sampai dekat gadis itu,aku mencoba bertanya padanya,namun dia hanya diam.
"lagi apa, Mba ? ko larut melem gini belumpulang, hujan lagi Mba ?"
ia hanya terdiam tanpa berucap sepatah katapun,sambil tertunduk dan tubuh yang menggigil.
"kenapa to, Mba ? ko diem aja ?"
setelah beberapalama ia mengangkat kepalanya dan menatap wajahku, terasa perasaan yang aneh, bulu kudukku merinding. iapun mencoba berbicara,dengan suara serak-serak basah.
"aaaaaaaaamamahahahnanana"
aku bingung dengan cara bicaranya, sejanakaku berfikir dan mengerti. gadis itu ternyata bisu, dan tak ada yang mengerti ucapannya. akupun mencoba mengajaknya berteduh di depan super maket agar ia tidak kehujanan di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar