Sabtu, 17 Maret 2012

Senandung Pertemanan


Canda, tawa, sedih dan duka
Selalu mengiringi dalam tiap langkah kita
Takan pernah pudar ditelan masa
Senantiasa abadi dalam hati dan jiwa     

Berjalan dengan baris yang berbeda
Dengan langkah yang sama
Dari tujuh benua dan tujuh samudra
Untuk mengarah pada satu tujuan yang esa

Berpegangan tangan bagai irama nada
Yang menggelora meneduhkan tiap jiwa
Dalam ruangan kecil penuh siraman cinta

Dibalik Jendela






Embun pagi menggenang
Dibalik tumpukan Koran yang menggunung
Depan teras yang telah usang dimakan waktu ini
Dengan ukiran batik yang kelasik
Sungguh mempesona. Menawan pandangan
Usianya mungkin lebih dari satu abad


Dalam hamparan lantainya
Kulihat pantulan bayangan ingatan
Penuh dengan suasana tahun-45
Seakan aku berdiri menyaksikan layar tancap
Dimasa-masa rimbun persatuan kebangsaan


Layarnya hitam putih bergurat tak beraturan
Penuh nuansa klasik yang menggelora jiwa
Menyalakan batu bara hitam yang beku. Dingin
Memerah. Memanas. Meledak-ledak di jiwa
                 
Suaranya menggugah alamDibalik Jendela
Memecah ombak yang tengah bergemuruh
Membangkitkan jiwa yang masih terlelap


Semuanya terekam abadi
Dibalik jendela aku melihat
Semangat yang menggugah jiwa
Semangat yang menggelorakan persatuan
Di sini. Di negriku. Indonesia


Biarlah Waktu Menjawab

Kulihat awan disana
Terbentang hiasi langit
Di temani rerumputan hijau
Aku terbaring menatap langit

Kurenungi hari-hariku
Tiap detaknya memiliki arti yang berbeda
Tiap denyutannya meresap dihati dan jiwa

Sering pedang-pedang hitam
Menyayat raga lelah yang menggerogoti raga ini
Namun selalalu ada api yang membara
Memekarkan bunga yang telah terkuncup

Kita sering mengharap hari yang indah
Namun takdir kadang berkata lain
Walaupun kita telang berjuang. Berhujan keringat

Biarlah waktu menjawab takdir yang tersimpan
Hingga jiwa dan raga menginjak masanya
Karna kita hanya insan lemah penuh noda
Yang tak punya daya upaya tanda kasihnya